Lupa

Seumpama kita terpinggir dalam zona yang alit. Terkubur dalam kekerasan masa silam. Nelangsa di selingkung ke-megalomania-an 
Seumpama kita terlempar ke masa yang belum kita kuasai. Berderai-derai derita yang kita tak pahami arti.
Murung mengurung jejak-jejak tapak. Menyesali zaman tak lagi ajeg.

Sesulit itu kita mengaca hidup, kawan. Bak terlantun dalam benak. Kenestapaan itu ulah takdir.
Ah, yang kita bahas itu-itu saja. terlalu sering berdebat dengan Pemberinya.
Maka wajar kita menunduk dalam malu di Masyar yang tak lenggang oleh khalayak.

A contemplation after complaint

3 komentar:

Sang Petualang mengatakan...

kata-kata inilah yang kk suka dari tulisan aini. kata-katanya 'tersimpul', gimana ya, kak tak bisa menjelaskannya he

Unknown mengatakan...

ada ada saja kakak ini. ini cuma sejumput kontemplasi kak. oh ya, gimana kalau kita bikin buku kak. berisi tentang kontemplasi2 kecil kita. setujukah?

Sang Petualang mengatakan...

hm, bleh tpi kk tak de pngalman, tpi kk mau blajar

Posting Komentar